Ricuh Pilkades Juruan Laok 2019, Polres Sumenep: Motifnya Bukan Skoring – Jejak

logo

Ricuh Pilkades Juruan Laok 2019, Polres Sumenep: Motifnya Bukan Skoring

Jumat, 8 November 2019 - 13:58 WIB

5 tahun yang lalu

Dari kanan: Kapolres Sumenep AKBP Muslimin, Kasubbag Humas AKP Widiarti S., dan Danramil 05/Batu Putih Kodim Sumenep Kapten Cba M Yuli Irawan saat menuju lokasi kericuhan, Kamis (7/11/2019)

JEJAK.CO-Hingga detik ini, Polres Sumenep belum dapat memberikan keterangan terkait penyebab ricuhnya pelaksanaan Pilkades Serentak 2019 di Desa Juruan Laok Kecamatan Batu Putih Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis kemarin (7/11/2019).

Beredar kabar bahwa kericuhan tersebut dilakukan oleh pihak yang kecewa terhadap adanya peraturan skoring dalam Perbup Pilkades. Pasalnya, bakal calon (Balon) kepala desa yang mereka usung tidak masuk sebagai cakades, yaitu setelah dilakukan seleksi melalui uji kompetensi pada 2 Oktober 2019 kemarin di Gedung Islamic Centre Sumenep.

Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti mengatakan, dugaan tersebut tidak benar. “Bukan, bukan itu. Sudah disampaikan kemarin oleh Pak Kapolres (AKBP Muslimin, red.) kemarin, sementara ya itu,” katanya, Jumat siang (8/11/2019).

Saat kejadian, AKBP Muslimin bersama personel gabungan turun ke lokasi kejadian. Namun, ketika ditanya soal pemicu kericuhan, ia belum bisa memastikan apa faktor ataupun motif yang menyebabkannya. Muslimin hanya menjawab, saat ini pihaknya masih fokus pada giat pengamanan Pilkades dan akan menggunakan tindakan tegas apabila ada yang menjurus pada tindakan anarkis.

“Motif-motifnya tidak bisa disampaikan ke media. Tapi kami dalami nanti. Kalau ada unsur pidananya, akan dilakukan penindakan hukum,” ungkapnya tegas.

Berdasarkan pengamatan dilapangan, Kapolres Sumenep Muslimin menginstruksikan agar Pilkades di Juruan Laok dihentikan sementara.

“Terpaksa kami sarankan kepada panitia untuk dihentikan sementara, alasannya selain suasana tidak kondusif, sejumlah fasilitas sudah rusak,” terang Muslimin kepada sejumlah wartawan, Kamis (7/11/2019).

Ketika itu juga, Muslimin lalu mengimbau kepada panitia agar dilakukan pemecahan pelaksanaan Pilkades per-TPS. Alasannya, yakni supaya kerumunan massa bisa lebih dikendalikan. Sebab, kata Muslimin, kalau massa masih berkumpul, gangguan Kamtibmas berpotensi akan semakin membesar.

Secara terpaksa, akhirnya pemungutan suara digelar perdusun, yakini 7 dusun yang ada di Desa Juruan Laok. Selanjutnya, ia menyatakan bahwa pihaknya masih akan merapatkan hal ini dengan panitia tingkat kabupaten atau, lebih tepatnya dengan jajaran forum pimpinan daerah (Forpimda).

“Karena saat ini situasinya masih memanas. Maka untuk langkah selanjutnya, dilanjutkan atau tidak, kapan waktunya, kami masih akan rapatkan dulu dengan panitia di Kabupaten dan Forpimda,” tukasnya.

Hanya untuk diketahui, kericuhan yang terjadi di Desa Juruan Laok Kecamatan Batu Putih Sumenep, Madura, Jawa Timur diduga karena warga desa setempat merasa tidak puas dengan panitia pelaksana Pilkades Juruan Laok, Kamis (7/11/2019).

Sekira pukul 07.00 WIB, tiba-tiba massa berbondong-bondong mendatangi lokasi tempat pemungutan suara (TPS) dan merusak sarana dan prasarana pencoblosan. Beberapa dari mereka tampak berusaha merobohkan tenda dengan cara mencopot bambu penyangga tenda.

Tidak hanya itu, massa juga merusak meja beserta kursi yang ada di lokasi, bahkan kotak dan suara tampak berserakan di tanah. Aparat keamanan yang betugas di tempat kejadian tidak bisa berbuat apa-apa karena jumlah massa cukup masif dan bringas.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kericuhan ini.

Penulis: Mazdon


Baca Lainnya