JEJAK.CO – Pasca orde baru, belum ada pemimpin Sumenep yang memiliki trobosan yang luar biasa untuk kemajuan daerah yang dinobatkan sebagai Kota Keris ini.
Testimoni keberlangsungan demokrasi di ujung timur pulau Madura itu disampaikan oleh pelaku sejarah politik praktis, Hanafi. Pria yang pernah terlibat dalam pendirian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Sumenep ini memberikan pernyataan yang menggelitik. Ia sebagai bagian dari sejarah pembangunan Sumenep setelah reformasi menilai bahwa hingga saat ini belum ada pemimpin yang bisa dikatakan berhasil karena tidak memiliki trobosan luar biasa untuk mengubah Sumenep.
Hanafi berharap Pilkada Sumenep yang rencananya akan digelar 23 September 2020 melahirkan pemimpin yang berkapasitas serta memiliki trobosan luar biasa dalam menata dan membangun Sumenep, agar proses pemilihan bupati dan wakil bupati itu tidak hanya menjadi ritual politik belaka.
Harapan perubahan itu, khususnya disampaikan kepada para kandidat yang saat ini muncul ke permukaan. Mereka yang menghendaki menjadi pemimpin di Sumenep bukan hanya sekadar memiliki keinginan, tapi bagaimana mampu menjawab berbagai kebutuhan dan tantangan yang ada di masyarakat.
“Yang kita harapkan dengan adanya momentum pilkada ada trobosan. Sehingga meminimalisir keluh kesah masyarakat yang menyangkut hajat hidup masyarakat Sumenep, baik dari sisi pembangunan, kesejahteraan, transportasi dan lainnya,” ujar mantan Wakil Ketua DPRD Sumenep.
Politisi Demokrat ini menilai, pola pelayanan saja selama ini kurang maksimal. Setelah reformasi, harusnya pola birokrasi berubah, bukan lagi minta dilayani tapi melayani. Namun semua itu belum juga terwujud.
“Selama reformasi, saya tidak melihat dan mendengar ada perubahan yang signifikan dari periode ke periode. Saya belum melihat ada trobosan yang luar biasa dari pemimpin daerah yang ada sehingga masyarakat mengatakan inilah pemimpin yang berhasil setelah reformasi,” nilai Hanafi saat dimintai testimoni kepemimpinan Sumenep setelah reformasi.
“Yang ada hanya klaim keberhasilan, ada perubahan di sisi tertentu sudah dianggap berhasil, padahal kenyataannya tidak seperti itu,” imbuhnya.
Menurut Hanafi, pembangunan yang ideal, benar-benar sesuai dengan harapan rakyat selama beberapa priode hanya menjadi wacana. Padahal daerah lain yang sudah maju hanya butuh waktu yang tidak lama sudah mencapai perubahan yang signifikan.
“Kita bisa mencontoh ke daerah-daerah lain seperti di Kabupaten Banyuwangi, hanya butuh beberap tahun sudah bisa mewujudkan kemajuan yang luar biasa,” ujarnya.
“Kita berharap kedepan ada pemimpin bagus, visioner dan mau memperbaiki Sumenep, kalau tidak, Pilkada ini hanya akan menjadi ritual politik,” imbuhnya.
Penulis : Ahmad Ainol Horri