Pengelolaan Sumber PAD Pamekasan Belum Maksimal – Jejak

logo

Pengelolaan Sumber PAD Pamekasan Belum Maksimal

Sabtu, 23 November 2019 - 18:16 WIB

5 tahun yang lalu

Wakil Ketua DPRD Pamekasan Harun Suyitno (Foto/ist)

JEJAK.CO – Pengelolaan sumber pendapatan asli daerah (PAD) di Pamekasan belum maksimal. Akibatnya, kebutuhan anggaran lebih banyak ditopang dana dari pemerintah pusat melalui dana perimbangan.

Berdasarkan data RAPBD 2020, total pendapatan sebesar Rp 1.904.990.882.152. Paling banyak penyumbang pendapatan yakni dana perimbangan dari pemerintah pusat.

Totalnya mencapai Rp 1.347.778.087.000. Sementara PAD hanya Rp 177.941.072.561. Kemudian, pendapatan lain-lain yang sah senilai Rp 379.271.722.591.

Wakil Ketua DPRD Pamekasan Harun Suyitno mengatakan, kondisi keuangan selalu stagnan setiap tahun. Tidak ada lonjakan yang siginifikan. Bahkan, APBD langganan defisit.

Pemicunya, keuangan Pamekasan masih bergantung pada dana dari pemerintah pusat. Pengelolaan sumber daya yang dimiliki tidak optimal sehingga PAD tidak mampu mendongkrak bidang pendapatan. “Lebih besar pasak daripada tiang,” katanya (23/11/2019).

Harun menyampaikan, belanja yang dikeluarkan jauh lebih besar dibanding pendapatan yang diperoleh. Salah satu contohnya di bidang pariwisata. Target PAD dari sektor tersebut hanya kisaran Rp 30 juta.

Padahal, anggaran pembangunan destinasi wisata mencapai ratusan hingga miliaran. Pengeluaran sangat timpang dibanding pendapatan. Akibatnya, APBD defisit.

Politikus muda PKS itu mendorong pemerintah mengelola sumber pendapatan dengan baik. Tujuannya, agar Pamekasan tidak selalu bergantung pada dana perimbangan.

Sebab, ketergantungan pada dana pusat itu berdampak pada berbagai sektor. Diantaranya, pembangunan infrastruktur stagnan. Lalu, kesejahteraan guru honorer dan pegawai tidak tetap (PTT) terabaikan. 

Harun mengatakan, sumber-sumber pendapatan harus dikelola dengan baik. Antisipasi kebocoran pendapatan harus dilakukan secara maksimal. Salah satu sumber PAD yang potensial adalah lahan parkir.

Tetapi, sampai sekarang parkir yang menggunakan portal sangat sedikit. Akibatnya, potensi kebocoran tinggi. “Kami berharap eksekutif benar-benar berbenah,” kata pria berkopiyah itu.

Sementara itu Wakil Bupati Raja’e mengakui sebagian besar pendapatan ditopang dana perimbangan. Menurut dia, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Pamekasan, tetapi sejumlah daerah lain juga mengalami hal serupa.

Pemerintah terus berikhtiar meningkatkan PAD dengan mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebocoran. Harapannya, pendapatan yang diperoleh lebih maksimal. “Kami terus berikhtiar meningkatkan PAD,” tandasnya.

Penulis : Fahrurrosyi
Editor : Haryono


Baca Lainnya