Sumenep, Jejak.co – pada momentum pemilihan bupati dan wakil bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Pondok Pesantren Annuqayah memiliki magnet yang luar biasa. Selain karena pondok tertua, santri dan alumni pondok terbesar di Kota Keris ini menyebar di semua lini.
Menariknya, setiap ada momentum politik seperti pemilihan presiden, gubernur maupun bupati, masyaih pondok yang berlokasi di Desa/Kecamatan Guluk-guluk ini selalu beda.
Tak terkecuali pada pemilihan bupati dan wakil bupati tahun ini. Meski salah satu pengasuh Annuqayah menjadi calon wakil bupati Sumenep KH Ali Fikri, pengasuh di pondok pesantren ini beda pilihan.
Jelang pemilihan calon bupati dan wakil bupati Sumenep yang akan digelar 9 Desember mendatang, sejumlah alumni Pondok Pesantren Annuqayah mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh Kiai Ahmad Faris Hamdi atau Ra Ayik di Desa Lapa Taman, Kecamatan Dungkek, tepatnya di kediaman Maswan, salah seorang alumni Annuqayah Daerah Lubangsa Selatan atau Lubsel.
Pertemuan yang dihadiri alumni dari berbagai daerah yang ada di Annuqayah ini secara umum membicarakan tentang pentingnya ‘abhek-rembhak satarétanan’ (urun rembuk) dalam menjaga keutuhan, kesatuan serta kebersamaan, khususnya menghadapi perbedaan pilihan di Pilbup Sumenep.
Ra Ayik kepada para alumni menyampaikan pentingnya menjaga persatuan, terutama menjelang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep. Menurutnya, beda pilihan politik itu biasa.
“Berbeda pilihan itu biasa. Di Annuqayah sejak dulu juga seperti itu. Tapi meski berbeda pilihan, hubungan para masyaikh di Annuqayah tetap harmonis,” tegasnya.
Ra Ayik juga bercerita tentang proses pencalonan di Pilkada tahun ini. Kata Ra Ayik, sejak awal para masyaikh di Annuqayah sudah bersepakat untuk mendukung calon bupati (Cabup) dari Annuqayah, bukan Cawabup. Dan tokoh yang akan diusung adalah KH Muhammad Shalahuddin Warits atau Ra Mamak.
Namun dinamika politik berkata lain. Proses pencalonan Ra Mamak yang sejak awal digadang-gadang menjadi calon bupati tidak terwujud, tidak mendapatkan rekomendasi dari partai politik. Itulah, sambungnya, yang para Kiai di Annuqayah tidak lagi satu suara.
“Jadi jangan bawa-bawa nama Annuqayah secara kelembagaan dalam Pilbup Sumenep 9 Desember mendatang,” pungkasnya dengan tegas.
Penulis : Haryono
Editor : Ahmad Ainol Horri