Ini Alasan Relawan Dukung Ra Mamak Nyalon Bupati Sumenep – Jejak

logo

Ini Alasan Relawan Dukung Ra Mamak Nyalon Bupati Sumenep

Senin, 16 September 2019 - 10:13 WIB

5 tahun yang lalu

Ribuan relawan Ra Mamak deklarasi dukungan pada Pilkada 2020

JEJAK.CO-Acara temu loyalis dan relawan yang menghasilkan deklarasi dalam bentuk dukungan agar Ra Mamak, sapaan akrab KH Muhammad Shalahuddin A Warits, bersedia maju sebagai calon Bupati Sumenep pada Pilkada 2020 itu tidak serta-merta digelar.

Beberapa alasan kuat mengapa acara temu loyalis dan relawan Ra Mamak ini digelar, sebagaimana disampaikan oleh ketua panitia Fathol Bari dan Kiai Bahrul Widad yang diembani tugas untuk menyampaikan orasi politik, menggantikan peran KH Ramdan Siradj dimana pihaknya berhalangan hadir dalam kesempatan ini.

Alasan pertama, dalam sambutan yang disampaikan oleh Fathol, biasa dipanggil, dalam diri Ra Mamak ada banyak keistimewaan yang nantinya akan menunjang kepemimpinannya untuk pimpin Sumenep.

Alasan lain mengapa pihaknya berani mengadakan acara deklarasi ini adalah karena sebelum ini dirinya mengaku telah berkomunikasi dengan Ra Mamak, menyatakan kesiapan. “Ra Mamak tidak ingin jadi bupati, tetapi kalau itu sifatnya berupa permintaan dari masyarakat, beliau siap,” kata Fathol semangat.

Ra Mamak dinilai memiliki pengalaman, kemampuan bahasa yang luar biasa untuk bisa berhubungan di tingkat internasional. “Beliau mampu berbahasa Inggris, fasih berbahasa Arab apalagi, dan juga termasuk bisa berbahasa Prancis,” puji Fathol.

Fathol lalu menjelaskan bahwa pada awalnya kegiatan ini berasal dari gerakan-gerakan bawah, menginginkan calon bupati Sumenep itu Ra Mamak. “Tetapi ini tidak hanya muncul di satu kecamatan, tapi dari berbagai kecamatan. Akhirnya kita adakan konsolidasi,” akunya.

Konsolidasi tersebut, kata Fathol Bari, yang sudah jelas, antara lain adalah kecamatan-kecamatan di daratan. Terus di kepulauan itu Gili Genting dan Raas. “Selebihnya sudah ada konsolidasi-konsolidasi di tingkat bawah, dan itu akan terus dilakukan,” katanya.

Tidak tampak kehadiran Ra Mamak dalam acara ini. Kabarnya, Ra Mamak sedang mengurus kuliah S3-nya di Yogyakarta. “Beliau kabarnya hari ini sedang di Jogja, ngurusin kuliahnya,” cerita seorang relawan, Syaifurrahman (38) kepada Jejak.co di sela-sela acara, Minggu sore (15/9/2019).

Acara deklarasi ini dibuka dengan penampilan Hadrah Al-Banjari yang menyenandungkan dukungan kepada Ra Mamak agar bersedia menjadi calon bupati dalam bentuk syair berbahasa Madura. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua panitia, dalam hal ini Kiai Fathol Bari, dan istighasah bersama ratusan relawan dari berbagai kecamatan baik yang tinggal di daratan maupun di kepuluan se-Sumenep.

Setelah istighasah bersama, Kiai Bahrul Widad mewakili mantan bupati Sumenep KH Ramdan Siradj, menyampaikan orasi mengenai diadakannya acara temu relawan ini. Alumni Sarang Rembang itu mengaku mendadak diminta untuk memberikan sambutan oleh panitia. Pasalnya, Kiai Widad, akrab disapa, mengatakan, dirinya baru datang suwan dari Ponpes Sarang Rembang.

“Tiba-tiba saya dengar ada acara ini, dan diminta untuk menyampaikan sepatah dua kata,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Kiai Widad mengaku baru sekarang berbicara politik di hadapan publik. Ia lalu mencoba meyakinkan hadirin dengan cara menafsirkan mengapa acara ini diletakkan di Water Park Sumenep (WPS), dataran tinggi, yakni mengaitkannya pada kejayaan sejarah Islam.

Sama dengan pemberitahuan atau deklarasi agama Islam yang dilakulan oleh Nabi Muhammad pertama kali, terang Kiai Widad, dilaksanakan di Jabal Abi Ghais. “Sekalipun yang hadir pada waktu itu sedikit, tapi mengapa Islam besar di dunia. Angin yang lalu menyampaikan ke seantero dunia,” katanya.

Nah, lanjut Kiai Widad, sama dengan pertemuan ini, diletakkan di gunung. Nanti ‘angin’ yang akan menyampaikan ke masyarakat yang tidak hadir, di seantero Sumenep, bahkan dirinya yakin lebih dari itu. “Apalagi yang hadir saat ini demikian banyak seperti ini,”imbuhnya.

“Jiwa kepempinan yang ada pada diri Ra Mamak adalah tipologi kepemimpinan hati hamba. Maksudnya, pemimpin yang berangkat dari bawah ke atas,” jelasnya.

Disampaikan, tiga aspek kepemimpinan yang dikenal dengan kepemimpinan hati hamba atau yang dikenal dengan politik hati rakyat adalah sebagai berikut.

1. Turun ke bawah, mendengarkan suara rakyat, memberikan solusi atas persoalan yang terjadi di bawah.

2. Menghidupkan visi bawahan, bukan hanya menuntut bawahan menyukseskan visi pribadinya.

3. Pemimpin yang bisa membanhkitan potensi yang ada pada diri rakyat.

“Saya yakin, dengan Ra Mamak, semua santri yang ada di Sumenep akan bersatu,” tandasnya.

Pertemuan relawan Ra Mamak ini menghasilkan beberapa kalimat deklarasi yang berisi dukungan agar Ra Mamak bersedia maju menjadi Bupati Sumenep. Isi surat dukungan itu antara lain

1. Mendukung Ra Mamak untuk maju sebagai calon bupati Sumenep periode 2021-2026,

2. Meminta kepada PPP dan partai politik lain untuk mengusung Ra Mamak

3. Kami siap jiwa raga untuk memenangkan Ra Mamak sebagai Bupati Sumenep periode 2020-2025pada Pilkada 2020

4. Mengintruksikan kepada jajaran pengurus relawan di setiap tingkatan untuk dapat bahu membahu dan bekerjasama dalam mendukung kemenangan Ra Mamak

5. Menghimbau kepada seluruh elemen dan relawan untuk melakukan kerja-kerja penggalangan dana dan dukungan dengan cara yang terhormat dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan norma-norma sosial yang berlaku

Berdasarkan pantauan wartawan Jejak.co di tempat acara ‘Temu Loyalis dan Relawan Ra Mamak’ ini, seusai pembacaan deklarasi oleh ketua panitia, para pendukung dari berbagai kecamatan se-Kabupaten Sumenep berkumpul dan berselfie bersama dengan action foto tangan terkepal.

Penulis : Mazdon
Editor : Ahmad Ainol Horri


Baca Lainnya