JEJAK.CO-Workshop corporate social responsibility (CSR) minyak dan gas bumi (Migas) yang digelar Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Sumenep dihadiri ratusan peserta dari berbagai elemen.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Utami pada Rabu (16/10/2019) itu dihadiri oleh Kepala Departemen Humas SKK Migas perwakilan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Dony Ariyanto.
Hadir pula sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Sumenep, tokoh masyarakat daerah terdampak, di antaranya dari Kecamatan Gili Genting, Sapeken dan Raas, lokasi kontraktor kontrak kerja sama (K3S) migas beroperasi.
Kepala Bagian SDA Pemkab Sumenep Muhammad Sahlan mengatakan, workshop CSR migas guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penggunaan CSR dari perusahaan migas. Bahwa daerah terdampak mendapat konpensasi dari perusahaan migas melalui CSR.
Selain itu, Sahlan juga menghendaki agar program CSR migas dalam pelaksanaannya selaras dengan visi dan misi Bupati Sumenep A Busyro Karim dalam percepatan pembangunan, khususnya di wilayah kepulauan.
Harapannya, pelaku migas dapat berperan aktif dalam pembangunan Sumenep. Sehingga, keberadaan migas dapat dirasakan terutama oleh masyarakat di daerah terdampak.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi yang hadir dalam kegiatan ini mengatakan, CSR harus direalisasikan berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga program dari perusahaan migas yang ada di Sumenep berdampak pada kesejahteraan rakyat.
“Saya berharap untuk memperhatikan CSR untuk kebutuhan desa bukan kebutuhan kades atau pribadinya dan kepentingan masyarakat diutamakan sehingga pembangunan berjalan baik,” ungkapnya saat memberikan sambutan.
Disamping itu, CSR juga harus mampu menyentuh indeks pembangunan manusia dan program peningkatan kesejahteraan masyarakat, disamping pengembangan infrastruktur.
“K3S dalam proses pelaksanaannya harus ada kesepahaman bersama dengan pemerintah daerah sehingga sampai pada masyarakat,” imbuhnya.
Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, program CSR juga harus berkesinambungan. “Jangan sampai putus di tengah jalan,” ujarnya.
Karena CSR untuk masyarakat maka harus maksimal disosialisasikan agar masyarakat paham dan tidak muncul gejolak.
Penulis : Ahmad Ainol Horri