Jejak.co-Forum Komunikasi Mahasiswa Alumni Mathali’ul Anwar Indonesia (F-Kammai) gelar Sarasehan Santri, Senin (10/6/2019). Kegiatan yang bertemakan ‘Santri, Ayo Jadi Solusi’ ini dilaksanakan di Graha STKIP PGRI Sumenep, Jawa Timur.
Hadir dalam kegiatan ini, Kuswaidi Syafi’ie, Pengasuh Pondok Pesantren Maulana Rumi Sewon, Bantul, Yogyakarta dan Fathurrosyid, dosen Instika Guluk-Guluk Sumenep. Keduanya sebagai pembicara tentang keberadaan santri dan perannya.
Cak Kus, sapaan akrab Kiswaidi Syafi’ie menjelaskan bahwa santri harus tahu masalah dirinya dan bisa menjadi solusi bagi dirinya sendiri. Bersamaan dengan semangat itu, santri pasti mampu menjadi solusi untuk problem kenegaraan secara umum dan problem kemasyarakatan secara khusus.
“Santri sudah saatnya tampil di media, aktif berperan dalam semua media,” ujarnya.
Saat ini santri butuh sosok tokoh yang keilmuannya mampu menjadi cermin bagi semua. Ia mencontohkan figur seperti Gus Nadir dan Baha’.
Tidak hanya itu, lanjut Cak Kus, santri juga harus mampu melihat semua dinamika kebangsaan dan keagamaan. Memahami perbedaan sehingga mampu menciptakan persatuan dan terhindar dari perpecahan.
Menjadi santri di era milenial juga harus meningkatkan lifs skill dan kreativitas dalam berdakwah. Santri harus menciptakan peradaban teks, “artinya santri harus punya karya yang mampu menjadi rujukan ummat di semua bidang; politik, agama, budaya, sastra, sosial, dan ekonomi,” papar Fathurrosyid.
Menurutnya, santri harus ciptakan peradaban panggung, artinya mampu menguasai cyber, semua media dan dunia hiburan. Semua itu sudah menjadi tuntutan bagi santri si era digital. (yon)