JEJAK.CO, Pamekasan – Rumah Sakit Umum (RSU) Kusuma Hospital Pamekasan diterpa isu miring. Rumah sakit swasta itu diduga memungut biaya kepada pasien BPJS Kesehatan dengan dalih adanya tambahan tindakan.
Informasi yang diterima Jejak.co, penarikan biaya tambahan itu dilakukan pada beberapa tindakan medis. Di antaranya, ketika ada pasien membutuhkan darah dua kantong, sementara jatah dari BPJS Kesehatan hanya satu kantong, maka kekurangannya harus membayar.
Kemudian, pasien BPJS yang melahirkan sesuai ketentuan akan disayat dari bagian atas perut ke bawah. Tetapi, pihak RSU Kusuma Hospital menawarkan jasa sayatan dari kanan ke kiri agar lebih estetik dengan nominal biaya tertentu.
Direktur RSU Kusuma Hospital dr. Achmad Marzuki membenarkan bahwa pihaknya pernah melakukan kesalahan. Yakni, pernah meminta tambahan biaya kepada pasien karena ketersediaan darah tidak cukup.
Dengan demikian, pihak rumah sakit meminta keluarga pasien meminta agar membayar kekurangan darah tersebut. Tetapi, hal tersebut tidak dilakukan kembali saat sekarang.
“Kami dulu memang pernah lengah, (pernah meminta tambahan biaya darah yang tidak cukup, Red) pernah melakukan itu, dan kami sampaikan ke BPJS dan oleh BPJS mendapat teguran. Akhirnya kami kembali ke prosedur awal dan sudah kami selesaikan,” terangnya, Rabu (26/06/2024).
Kesalahan tersebut kata dia, dilakukan karena pada saat itu, harga darah naik dan kesulitan stok. Sejak mendapat teguran dari BPJS Kesehatan, penarikan biaya pembelian darah tidak pernah dilakukan kembali.
Mengenai tambahan biaya lain atas tindakan medis, Marzuki membantah. Tetapi memang ada tindakan yang tidak tidak dicover oleh BPJS tetapi pasien kadang meminta dilayani sehingga harus membayar.
“Seperti, tindakan operasi yang normal irisannya dari atas ke bawah, jika ingin irisan dilakukan dari samping maka perlu berbayar, karena membutuhkan tindakan yang berbeda dan memang kelihatannya lebih indah,” imbuhnya.
Menurut Marzuki, penarikan biaya pada tindakan medis seperti itu tidak menyalahi aturan. Sebab, memang membutuhkan waktu dan kemampuan yang berbeda.
Namun, meski sudah bayar tetapi kondisi pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi dengan irisan yang berbeda dari biasanya, maka RSU Kusuma tidak melakukan.
Saat ditanya biaya yang harus dikeluarkan pasien utuk tindakan tersebut. Ia menjawab bervariasi bergantung pada tingkat kesulitan tim medis dalam melakukan tindakan. (rul/rei)