JEJAK.CO-Rumah sakit terapung sebagai layanan kesehatan masyarakat kepulauan yang telah diresmikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Pelabuhan Kalianget Sumenep dua bulan lalu, tepatnya 15 Agustus 2019, sampai saat ini belum ada kepastian kapan dioperasikan.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sumenep, Agus Mulyono memaparkan, status realisasi rumah sakit terapung sementara ini masih di tahapan penentuan tempat dan sasaran.
“Pokoknya, kita akan bergerak untuk menyehatkan masyarakat dengan berbagai cara. Termasuk dengan fasilitas rumah sakit terapung ini,” terangnya.
Prinsipnya, terang Agus lebih lanjut, pihaknya ingin menghadirkan pemerintah secara cepat dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang tidak terjangkau.
“Yang kedua, kita ingin menyehatkan masyarakat. Kita siap melaksanakan itu di tempat-tempat yang sudah ditentukan,” imbuhnya.
Mengenai tempat tersebut, pihaknya hanya menyebutkan 2 tempat dari sekian banyak kepulauan yang ada di wilayah ujung timur pulau Madura ini.
“Nanti itu, sementara yang sudah kita persiapkan ada di Gayam dan Nung-Gunong,” sebut Agus, akrab disapa, kepada Jejak.co, Rabu (9/10/2019).
Agus menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tinggal menunggu instruksi lebih lanjut dari pihak porvinsi.
“Tinggal kapan kami harus bergerak dengan fasilitas dari provinsi. Tinggal nunggu aja. Kalau dokter spesialis kan dari provinsi,” pungkasnya.
Untuk sekadar diketahui, program layanan kesehatan untuk masyarakat kepulauan ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Kesehatan dan Provinsi Jawa Timur serta Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Pelayanan rumah sakit terapung ini tidak bisa melayani selama 24 jam. Sebab rumah sakit yang menggunakan kapal milik Kementerian Perhubungan itu, selain berfungsi sebagai rumah sakit juga sebagai transportasi. Kapal tersebut dapat melayani kesehatan hanya ketika bersandar di pulau.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hadir langsung dalam acara pelepasan rumah sakit terapung mengatakan, dua kapal yang digunakan sebagai rumah sakit memiliki dua fungsi, yakni berfungsi sebagai transportasi dan juga sebagai rumah sakit yang dilengkapi dengan kamar operasi.
“Kapal ini kita fungsikan kapal rumah sakit juga sebagai fungsi transportasi. Pagi berjalan, siang hari di kala ombak tinggi berlabuh di pulau kecil, dan di situlah fungsi rumah sakit berjalan,” terang Budi, akrab disapa, waktu itu kepada sejumlah media.
Untuk sementara, kapal ini berfungsi sebagai angkutan, paling tidak ada sekitar 30 penumpang. “Di perjalanan itu kemudian ada interaksi antara dokter dengan masyarakat sehingga terjadilah penyuluhan kesehatan,”ungkapnya.
Pada saat peresmian ketika itu, pihaknya mengaku bahwa pemberlakuan rumah sakit terapung masih dalam tahap uji coba. Namun, ia berjanji akan memperbaiki kekurangannya setelah berjalan. Sebab, program terobosan di dunia kesehatan ini merupakan yang pertama kali ada di Indonesia.
“Ini pertama kali di Indonesia dan diadakan di Jawa Timur,” ujar Budi.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek menambahkan bahwa penerapan rumah sakit terapung merupakan langkah pemerintah dalam memanfaatkan potensi yang dimilki dua kementerian. “Kita mencoba mana yg efektif dan efisien. Perhubungan punya kapal, kami (Kementerian Kesehatan) punya puskesmas dan polindes di pulau,” katanya.
Selanjutnya, juga penting untuk diketahui, rumah sakit terapung merupakan hasil upaya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Setelah melihat kondisi kepulauan yang ada di Jawa Timur khususnya Sumenep, dimana pelayanan kesehatan bagi warga kepulauan maupun daratan yang hendak menuju pulau dirasa sangat penting.
Sehingga, pihaknya lalu berkoordinasi dengan dua kementerian agar diadakan layanan kesehatan khusus untuk warga kepulauan dengan model rumah sakit terapung.
Penulis : Mazdon
Editor : Ahmad Ainol Horri